Apa Benar Metode Pembelajaran Ini Yang Milenial Butuhkan?

Hasil gambar untuk study class
Bismillahirahmanirahim....
Assalamualaikum w.w

apa kabar para kaula muda? kali ini saya ingin memuat tema mengenai proses pembelajaran. Yuk simak kira-kira kamu tipe yang mana ?

Definisi.

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara merupakan proses pembudayaan yakni suatu usaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanya bersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkan kebudayaan menuju ke arah keluhuran hidup kemanusiaan. Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan dimulai sejak anak dilahirkan dan berakhir setelah meninggal dunia. Sedangkan secara yuridis UUD 1945 dan UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional merupakan dua bentuk landasan yuridis pendidikan nasional. Pasal 31 UUD 1945 menjamin hak setiap warga negara untuk mendapat pendidikan, mewajibkan setiap warga negara untuk mengikuti pendidikan dasar dan mewajibkan pemerintah untuk membiayaninya. Bisa kita simpulkan bahwasanya pendidikan itu tak kenal usia dan di Indonesia seluruh warga berhak atas hak mendapatkan ilmu.

Pendidikan ini terbagi menjadi 3 sobat, Pendidikan Formal, NonFormal dan Pendidikan InFormal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan berjenjang yang biasanya diselenggarakan di sekolah-sekolah. Pendidikan NonFormal adalah jalur pendidikan yang diselenggarakan diluar pendidikan formal, seperti halnya organisasi, les, dll. Dan yang terakhir adalah Pendidikan InFormal, yang dimana pendidikan jalur terfokus pada cara keluarga mendidiknya dengan kata lain, jalur pendidikan ini bisa dilakukan dimana saja tanpa perencanaan pemberian materi secara formal. Nah, untuk yang kita lakukan setiap hari itu masuknya ke pendidikan formal yang sobat.

Problematika

Hasil gambar untuk problem

Bisa sobat rasakan, dalam proses pembelajaran ini banyak kita jumpai permasalahan. Entah itu Guru yang menerangkannya terlalu cepat? membosankan? teman yang tak bisa berhenti bicara? teman yang tertidur dikelas? bukankah begitu? Nah mari kita cari tau mengapa hal ini bisa terjadi...

Sobat Milenial, permasalahan tadi yang telah dipaparkan bisa kita ubah dengan mudah lohh. Tapi tidak semudah membalikkan telapak tangan juga. Asal memiliki tekad yang kuat kita pasti bisa melakukannya!
mulailah dari hal-hal yang membuat kalian tertarik dengan materi pembelajarannya. Sugestikan bahwa diri kamu mampu dalam menguasai materi pembelajaran tersebut. Karena faktanya sugesti merupakan suatu proses yang menjadikan seseorang individu menerima suatu cara atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu. Akibatnya, pihak yang dipengaruhi akan bergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak sadar tanpa berpikir panjang.

Bisa kita simpulkan, ketika kita bisa menggunakan sugesti di dalam diri kita secara baik maka kita akan mendapatkan manfaatnya.  Jangan sampai kita malah mengsugestikan diri kita pada hal-hal yang buruk, pernakah kita saat pelajaran matematika mulut seketika mengucapkan duh susah matematika tuh, atau  saya gak mungkin bisa paham sama matematika dan seketika hal itu menjadi kenyataan. Diri kita memberi respon mengikuti sugesti yang kita buat! duh berbahayakan? kalian pasti pernah mendengar kalimat ucapan adalah doa. itulah faktanya, ketika kita mengucapkan saya pasti bisa dengan penuh percaya diri maka tubuh kita akan memberi respon  iya iya saya bisa dengan berusaha. Maksudnya kita harus percaya diri dengan apa yang kita miliki, gali kemampuan kita dengan baik.

APA BENAR PEMBELAJARAN SEPERTI INI YANG MILENIAL BUTUHKAN?

Hasil gambar untuk stressed

Kenapa sih kebanyakan milenial ini sering banyak protes tentang cara guru mengajar? ya hasil analisis saya memberikan hasil; milenial berkeluh kesah karena tugas yang begitu menumpuk setiap harinya, tak ada hari tanpa tugas  yang sehingga membuat milenial semakin malas berfikir dan mencari insiatif jalan keluar dengan mencontek. APAKAH PEMBELAJARAN SEPERTI INI YANG MILENIAL BUTUHKAN?

Jawabannya, tentu tidak. Sobat bukankah yang kita memiliki begitu banyak cara dalam berfikir? bukankah ketika kita mendapati suatu masalah, kita akan mendapatkan solusinya? Lalu apakah kita ketika mendapatkan kesulitan dalam memahami pelajaran kita hanya akan duduk diam saja? dan membiarkan si rajin terus berlari dan kita hanya berjalan saja? apakah dengan seperti itu kita bisa menjadi bagian dari Golden Generations? 

Sedangkan dalam perkembangan iptek revolusi 4.0 ini kaula muda diharuskan untuk mampu menguasai teknologi, jangan sampai kita yang di kuasai teknologi.

Sobat dalam menghadapi proses pembelajaran jangan biarkan teman disamping kita berlari mendahului kita, ketika dia berlari maka kita harus mampu terbang. Jangan mau dikalahkan dengan manusia. Padahal kita memiliki ptensi yang sama dalam berprestasi.

Perbedaanya, ada pada diri kita yang tidak mau untuk berusaha, sehingga kita tertinggal jauh. Mari dari sekarang untuk sobat yang kesulitan paham dengan metode ibu/bapa guru dalam mengajar, cobalah untuk memahami apa yang dijelaskannya, fokus pada apa yang disampaikan bukan siapa yang menyampaikan. Ilmu itu untuk dipahami bukan hanya untuk dikerjakan, diulangankan.

"Mengapa dunia ini begini penuh iga manusia busuk? Hanya karena mau hidup lebih sejahtera dari yang lain? Apakah kesejahteraan hidup sama dengan kebusukan buat orang lain? Alangkah sia-sia pendidikan orangtua kalau demikian. Alangkah sia-sia pendidikan agama. Alangkah sia-sia guru dan sekolah-sekolah." - Pramoedya Ananta Toer



Komentar