C. N. Cooley (1902) menyatakan bahwa Pemimpin itu selalu merupakan titik pusat dari suatu kecenderungan, dan pada kesempatan lain, semua gerakan sosial kalau diamati secara cermat akan akan ditemukan kecenderungan yang memiliki titik pusat. Sedangkan, John Gage Allee memaparkan bahwasanya; Leader is a guide;a conductor; a commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun; komandan).
Secara umum, Pemimpin adalah Secara umum pengertian kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan yang menuju sukses. Kepemimpinan dapat juga diartikan sebagai proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Umumnya kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan. Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin. Pengertian pemimpin adalah suatu peran atau ketua dalam sistem di suatu organisasi atua kelompok. Sedangkan kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk memengaruhi orang-orang untuk bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

Tiap orang memiliki cara kepemimpinanan yang berbeda, tipe kepemimpinan inilah yang biasanya menjadi ciri khas seorang pemimpin. Macam-macam gaya kepemimpinan telah terangkum menjadi 8 gaya, sebagai berikut ;
1. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Menurut Sudarwan Danim, Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang dilandasi oleh anggapan bahwa hanya karena interaksi kelompok yang dinamis, tujuan organisasi akan tercapai. Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya kepimpinan dimana anggota organisasi/kelompok diberikan kebebasan dalam mengutarakan pendapat, ide ataupun gagasan. Pemimpin menekankan kesederajatan dan sering melakukan interaksi, konsultasi atau musyawarah dengan bawahan sebelum mengambil keputusan. Gaya kepemimpinan demokratis adalah salah satu gaya kepemimpinan yang paling disukai karena dapat mendorong kompetensi, kreativitas, kejujuran, kecerdasan dan keberanian berpendapat bawahan- bawahannya.
2. Gaya Kepemimpinan Otokratis atau Otoriter
Jika gaya kepemimpinan demokratis berpusat pada bawahan atau anak buah, Maka gaya kepemimpinan otokratis adalah sebaliknya.Gaya kepemimpinan otokrasi adalah gaya yang memusatkan diri pada atasan. seluruh keputusan diambil berdasarkan pertimbangan pemimpin itu sendiri. Sementara bawahan dituntut untuk menjalankan keputusan tersebut baik suka ataupun tidak suka. Peran bawahan dalam pengambilan keputusan terbatas atau bahkan tidak ada. Atasan akan menentukan lewat komunikasi satu arah, apa yang seharusnya dilakukan, bagaimana caranya, kapan waktunya hingga seperti apa tugas dikerjakan. Gaya otokratis ditandai dengan banyaknya perintah atau petunjuk yang diberikan atasan. gaya kepemimpinan ini membutuhkan kepatuhan total bawahannya untuk menjalankan prosedur- prosedur yang telah dibuat.
3. Gaya Kepemimpinan Instruktif

Gaya kepemimpinan instruktif adalah gaya yang menekankan instruksi atau pengarahan langsung dari atasan pada bawahan (-bawahan baru). Biasanya sifat instruksi atau pengarahan itu sendiri sangat spesifik. Seperti tugas apa yang harus dilakukan, bagaimana hingga kapan harus dilakukan. Seorang atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan instruktif akan memberikan pengawasan lebih kepada bawahan atau anak buah yang baru bekerja. Selain itu kepemimpinan instruktif ini juga memiliki kadar direktif yang relatif tinggi. Kadar supportifnya juga rendah sehingga dianggap tidak efektif untuk menggali potensi sumber daya manusia dari bawahan. Bahkan gaya kepemimpinan yang satu ini bisa membuat kualitas pegawai lebih rendah.
4. Gaya Kepemimpinan Delegatif

Sesuai dengan namanya, gaya kepemimpinan delegatif adalah gaya kepemimpinan yang dipenuhi dengan tindakan atasan yang lebih banyak menyerahkan keputusan kepada bawahan. Biasanya atasan juga sangat jarang memberi arahan kepada anak buah. Tujuan gaya kepemimpinan delegatif ini adalah untuk melatih anak buah dalam menyelesaikan persoalannya sendiri dalam sebuah organisasi hingga perusahaan tanpa harus melibatkan peran atasan lebih banyak. Banyak atasan menggunakan gaya kepemimpinan yag satu ini tidak hanya dalam rangka membuat operasional perusahaan berjalan dengan baik. Namun banyak atasan mempertimbangkan untuk menggunakan gaya kepemimpinan delegatif ini dalam rangka memaksimal potensi bawahan. Dalam gaya kepemimpinan delegatif, bawahan lebih banyak dituntut untuk memiliki kemampuan lebih baik saat bekerja, mengajukan ide-ide kreatif hingga motivasi tinggi.
5. Gaya Kepemimpinan Birokratis

Gaya kepemimpinan birokratis adalah gaya memimpin yang mengacu pada peraturan. Tanda-tanda yang paling mudah dikenali dari seorang pemimpin yang menerapkan gaya kepemimpinan birokratis adalah perilaku taat prosedur. Ketaatan ini tidak hanya berlaku untuk dirinya sebagai atasan namun juga untuk bawahan yang berada dalam kepemimpinannya. Selain taat prosedur, atasan dengan gaya kepemimpinan birokratis ini juga lebih banyak mengambil keputusan sesuai prosedur, lebih kaku dan tidak fleksibel. Karakteristik yang dapat dikenali dapat gaya kepemimpinan birokratif adalah adanya keputusan yang berpusat pada atasan. Biasanya semua keputusan yang dibuat dan berkaitan dengan pekerjaan akan ditentukan oleh atasan. Sementara bawahan menjadi pihak yang wajib menjalankannya. Atasan juga menjadi penentu standar bawahan untuk melaksanakan tugas. Atasan juga akan memberikan sanksi yang jelas jika bawahan tidak memiliki kinerja sesuai prosedur standar kerja yang berlaku.
6. Model Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan partisipatif sebetulnya adalah nama lain dari gaya kepemimpinan demokratis. gaya partisipatif menuntut peran aktif atau partisipasi bawahan dalam mengambil keputusan. Karena itu setiap kali keputusan diambil, atasan tidak akan mengambil keputusan secara sepihak tanpa harus berdiskusi lebih dulu dengan bawahan. Mengingat pentingnya peran bawahan atau anggota dalam kepemimpinan partisipatif, perwujudan kepemimpinan ini membuat atasan harus lebih proaktif. Mendekati bawahan dan memastikan langsung mengenai tanggapan karyawan terhadap keputusan yang diambilnya.
7. Gaya Kepemimpinan Konsultatif
Dalam beberapa pembahasan, gaya kepemimpinan konsultatif ini menjadi bagian tidak terpisahkan dari gaya kepemimpinan partisipatif. Pasalnya gaya kepemimpinan partisipatif menghendaki adanya peran aktif dari bawahan untuk mendukung atasan.
Keterlibatan bawahan dalam hal ini anak buah sangat besar dalam proses pengambilan keputusan hingga apapun yang ditentukan oleh atasan. Namun penerapan gaya kepemimpinan konsultatif ini lebih kepada atasan yang meminta pendapat bawahan atas keputusan yang akan diambil.
Jika dalam gaya kepemimpinan demokratis peran bawahan menjadi sangat penting karena memiliki derajat yang sama besarnya dengan atasan dalam mengambil keputusan. Sementara dalam gaya kepemimpinan konsultatif ini, peran bawahan juga tetap cukup besar, namun sifatnya hanya menjadi konsultan bagi atasan.
Dengan kata lain, atasan akan selalu berkonsultasi atau berdiskusi dengan bawahan namun hak mutlak pengambilan keputusan masih ada di tangannya.
8. Gaya Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan situasional adalah gaya yang memimpin yang menggunakan berbagai macam gaya kepemimpinan berbeda-beda (demokratis, otoriter, delegatif dll) yang disesuaikan dengan tingkat kesiapan dari bawahan atau pegawai dan kondisi yang ada.
Seorang atasan yang menerapkan gaya kepemimpinan situasional ini cenderung menyadari jika tidak ada acuan baku gaya kepemimpinan terbaik. Atasan yang sukses cenderung menerapkan gaya kepemimpinan yang fleksibel.
Meski cenderung berubah-ubah sesuai dengan kondisi anggota atau anak buah, namun biasanya atasan dengan gaya kepemimpinan situasional memiliki beberapa karakter yang dapat dibaca. Setidaknya ada beberapa karakter atau gaya yang selalu dilakukan seorang atasan yang mengadopsi kepemimpinan situasional.
Diantaranya telling directing atau lebih banyak memberitahu, menunjukkan dan memimpin juga menetapkan. Selain itu atasan juga akan lebih banyak selling coaching atau menjual, menjelaskan sekaligus memperjelas dan membujuk.
Participating supporting atau mengikutsertakan hingga memberi semangat dan bekerja sama. Dan juga delegating atau memberikan delegasi, mengawasi sekaligus menyelesaikan.
Itulah 8 macam Gaya Kepemimpinan. Kira-kira Milenial masuknya gaya yang mana? coret-coret dibawah yaaaaa.
Nah, yang sering kita alami adalah sebuah pertanyaan. Am I Can be a Leader? of course yes!
Semua orang pasti mampu untuk menjadi seorang pemimpin, yang literally nya tubuh kita juga perlu untuk dipimpin dalam bergerak, benar bukan? siapakah yang mengendalikannya? bukankah diri kita? alias bayangkan saja kalau kita tidak bisa untuk memimpin tubuh kita mungkin tubuh kita sudah di kendalikan makhluk makhluk wkwkwk... jangan sampai ya milenials.
Setelah tahu bahwa kita ternyata mampu untuk menjadi seorang pemimpin. Muncul-lah sebuah pertanyaan Am I Can be a Nice Leader? apakah bisa?
Jawabannya, tentu saja bisa. Tidak akan ada yang tidak mungkin di dunia ini. Asala kita mau berusaha dan juga berdoa. Am I right?
Kita bisa menjadi seorang pemimpin apabila kita memperhatikan hal-hal berikut ini ;
#1 Pengaruhi Secara Masal Mulai dari Skala Kecil
Seorang pemimpin yang telah dikenal secara luas kualitas kepemimpinannya biasanya akan lebih mudah menanamkan pengaruhnya.
Namun untuk mencapai level yang seperti itu, tentu Anda harus menjalani tahapan yang tidak sebentar.
Mulailah dari skala kecil ketika Anda dipercaya untuk memimpin sebuah tim kecil untuk mencapai sebuah target perusahaan.
Gunakan soft skill seperti percaya diri saat memimpin rapat dan menjadi mediator yang poros tengah alias tidak memihak saat terjadi konflik dalam tim Anda.

Latihlah kemampuan Anda dalam berbicara di depan umum, secara otodidak atau mengambil kursus pelatihan public speaking yang mengajarkan cara berbicara di khalayak umum secara profesional.
Latihan secara otodidak bisa Anda lakukan dengan menuliskan setiap kalimat yang akan Anda katakan di kertas, kemudian hafalkan sambil berbicara di depan cermin.
Latihan ini menolong Anda untuk melihat gesture atau gerak tubuh Anda saat berbicara menjelaskan materi dalam sebuah presentasi.
Menjadi pemimpin berpengaruh bisa dimulai dari depan cermin kamar Anda.
#2 Berpikir Besar Melalui Daftar Tugas Kecil (To do List)
Untuk menjadi besar harus dimulai dari yang kecil.
Demikian juga ketika ingin menjadi pemimpin berpengaruh besar, Anda harus memulainya dari yang kecil seperti mencatat setiap agenda atau daftar tugas sehari sebelumnya.
Buat daftar tugas Anda yang tersusun menurut standar prioritas. Tugas mana yang harus Anda selesaikan terlebih dahulu sebelum tugas yang lainnya.
Dengan memiliki daftar tugas ini, Anda dapat mencapai tujuan Anda lebih cepat.
Tetapkan tujuan Anda secara realistis sehingga mendorong Anda untuk mencapai arahan yang lebih jelas.

Ini juga bisa Anda terapkan pada tujuan keuangan Anda, dengan menetapkan tujuan yang realistis sesuai perencanaan pribadi Anda.
Jika ingin menjadi pemimpin yang berpengaruh, tentu Anda harus memiliki perencanaan keuangan yang teratur dan sistematis bukan?
Tidak mungkin para bawahan Anda mengikuti jejak pemimpin yang memiliki kehidupan keuangan yang berantakan.
Apakah rencana keuangan Anda tersusun secara sistematis sesuai dengan jejang usia Anda?
Segera download Panduan Perencanaan Keuangan untuk Usia 20 an dan Usia 30 an sehingga Anda dapat menetapkan tujuan keuangan dengan benar.
Budaya membuat daftar tugas atau to do list ini juga perlu Anda ajarkan kepada orang-orang yang Anda pimpin agar mereka dapat menyelesaikan tugas mereka dengan lebih efektif dan efisien.
#3 Ciptakan Peluang
Salah satu hal terpenting yang bisa Anda lakukan sebagai pemimpin yang berpengaruh adalah menciptakan peluang bagi orang lain.
Setiap orang yang ingin sukses tentu selalu ingin untuk belajar dari berbagai sumber termasuk belajar dari orang lain.
Jadilah salah satu sumber pembelajaran bagi orang lain melalui kehidupan Anda dengan menghasilkan kesempatan untuk menolong mereka mencapai kesuksesan dalam hidup mereka.
Bantu mereka yang sedang membutuhkan bantuan dengan kemampuan Anda.
Misalnya seorang karyawan Anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan laporan mereka tepat waktu, Anda bisa meluangkan waktu Anda untuk menolongnya memberikan langkah-langkah praktis dalam menyelesaikan laporan tersebut.

Pemimpin berpengaruh adalah mereka yang mampu memberikan solusi kepada mereka yang membutuhkan.
Untuk menjadi sumber pembelajaran bagi orang lain, tentu Anda juga harus mengisi diri dengan banyak pengetahuan melalui berbagai sumber yang ada, seperti buku, koran, majalah, artikel online dan lain sebagainya.
Menjadi pemimpin berpengaruh memiliki komitmen untuk belajar, belajar dan belajar sehingga Anda bisa menciptakan peluang bagi diri sendiri maupun orang lain.
Seperti yang Lewis Howes katakan:
“One of the most powerful networking practices is to provide immediate value to a new connection. This means the moment you identify a way to help someone, take action.”“Salah satu praktik berjejaring yang paling kuat adalah memberikan nilai langsung pada koneksi baru. Artinya, saat Anda melihat ada peluang untuk membantu seseorang, ambillah tindakan.”
#4 Amati, Tiru, Modifikasi (ATM)
Ada begitu banyak model kepemimpinan dan contoh dari orang-orang sukses dalam kepemimpinan mereka menjalankan organisasi, perusahaan atau sebuah negara.
Mereka adalah orang-orang dengan segudang pengalaman dalam hidup yang dapat dijadikan teladan.
Amati gaya kepemimpinan mereka, ikuti seminar dan pelatihan kepemimpinan yang mereka adakan, tiru gaya kepemimpinan mereka yang sesuai dengan karakteristik pembawaan Anda dan modifikasi sesuai dengan situasi dan kondisi dalam organisasi kepemimpinan Anda.
Terapkan gaya kepemimpinan mereka yang telah Anda modifikasi sesuai dengan atmosfer tempat Anda memimpin.

#5 Terapkan Pembelajaran yang Anda Pelajari
Ketika Anda belajar sesuatu, usahakan untuk segera mengaplikasikannya. Janganlah menjadi seorang yang sekadar membaca buku tanpa menerapkan apa yang telah Anda baca.
Pelajari setiap sumber pengetahuan yang dapat Anda terapkan dengan segera pada kepemimpinan Anda sehingga Anda dapat mencapai tujuan Anda dengan segera untuk menjadi pemimpin yang berpengaruh.
#6 Gunakan Sistem
Ciptakan sistem yang dapat menolong kinerja Anda dan juga anggota tim Anda agar lebih efektif.
Sistem yang biasanya diterapkan antara lain, seperti sistem penggajian karyawan, sistem perekrutan karyawan baru dan lain sebagainya.

Dengan adanya sistem, alur kinerja akan lebih teratur dan Anda pun bisa mengurusi hal lainnya yang belum tersistem dengan baik.
Sistem yang baik akan membuat perusahaan atau organisasi Anda semakin teratur dan Anda bisa menjadi pemimpin berpengaruh dengan sistem yang Anda terapkan.
#7 Jadilah Pemimpin yang Suka Menawarkan Bantuan
Seperti ucapan Zig Ziglar:
“You will get all you want in life, if you help enough other people get what they want.”“Anda akan mendapatkan semua yang Anda inginkan dalam hidup, jika Anda membantu orang lain mendapatkan apa yang mereka inginkan.”
Bila Anda dapat membantu orang lain dengan masalah, mimpi, dan rintangan mereka, Anda akan mendapat perhatian dari mereka termasuk bantuan yang Anda perlukan ketika Anda memerlukan.
Apa yang Anda tabur, itulah yang akan Anda tuai!
Pelajari berbagai keterampilan baik soft skill atau hard skill, sehingga Anda dapat memiliki dampak pada kehidupan orang lain dengan memberikan bantuan yang mereka butuhkan.
#8 Konsisten dengan Kepemimpinan Anda
Satu hal yang banyak orang lupakan adalah konsistensi membangun kepercayaan. Kepercayaan adalah faktor terpenting dalam segala hal yang Anda lakukan, terutama menjadi pemimpin berpengaruh.
Jangan biarkan Anda menjadi orang yang gampang tergoyahkan dengan keputusan yang telah Anda buat.
Oleh sebab itu, Anda perlu bijak sebelum mengambil keputusan agar Anda tidak dinilai plin plan karena mengubah peraturan yang telah Anda buat sendiri.
Semakin konsisten Anda, semakin banyak kepercayaan orang terhadap Anda sehingga Anda menjadi pemimpin dengan pengaruh yang kuat.
Kesuksesan Pemimpin Terletak pada Pengaruhnya
Seorang pemimpin tidak akan dianggap sebagai pemimpin jika tidak memiliki pengaruh.
Seseorang bisa menjadi pemimpin secara organisatoris tanpa memiliki pengaruh, tetapi seorang pemimpin sejati adalah mereka yang memiliki pengaruh meskipun tidak memiliki jabatan secara organisatoris..
Daftar Bacaan :
Komentar
Posting Komentar