PERBEDAAN INILAH YANG HARUS DIKETAHUI OLEH MILENIAL


PERBEDAAN DALAM PERUBAHAN MENUJU KEBAIKAN
                                                                   




Menurut Soerjono Soekanto, “Modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial. Biasanya merupakan perubahan sosial yang terarah (directed change) dan didasarkan suatu perencanaan (social planning)”. Dari definisi tersebut kita bisa memahami bahwa modernisasi merupakan bagian dari perubahan sosial yang direncanakan.  Perubahan yang terjadi merupakan akibat dari modernisasi yang bergantung pada kebijakan penguasa, dan bidang mana yang akan diubah melalui modernisasi tersebut. 
Masyarakat harus siap terhadap perubahan yang terjadi sebagai akibat dari modernisasi, karena dikehendaki atau tidak dikehendaki setiap masyarakat pasti akan mengalami perubahan, terutama sebagai dampak dari modernisasi yang berkembang tanpa batas.
Perubahan tanpa batas ini dikaitkan pula dengan globalisasi, dimana saat ini di Indonesia globalisasi telah berperan begitu signifikan, perkembangan ini dimulai ketika ditemukan teknologi komunikasi, informasi maupun transportasi. Terlebih dengan munculnya internet yang menyebabkan segalanya berkembang degan pesat. Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali. Dengan pola hidup bangsa yang cenderung konsumtif, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Dengan adanya perkembangan modernisasi perkembangan IPTEK di Indonesia ikut berkembang pesat, Perkembangan ini terus berevolusi setiap waktu. Sehingga perkembangan teknologi ini memunculkan inovasi baru dalam kehidupan. Buktinya dengan adanya kemajuan IPTEK kita tidak lagi dibatasi jarak dan waktu, kita dapat berkomunikasi secara mudah, dengan adanya kemajuan IPTEK juga kita dapat lebih mudah dalam mengakses materi pembelajaran. Dan tidak dapat kita pungkiri, suka tidak suka, mau tidak mau pemuda merupakan subjek serta objek vital pembangunan terbesar di Indonesia.
Menurut United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), “Pemuda dapat dipahami sebagai periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dimana mereka dituntut untuk menjadi lebih mandiri dan independen.”. Berdasarkan data agrerat kependudukan_Disdukcapil Garut 2017 jumlah pemuda yang ada di Garut sebanyak 467.899 juta jiwa. Tentu saja dengan jumlah sebesar itu semakin membuat kita yakin bahwa remaja merupakan subjek, serta objek pembangunan dalam suatu kota, negara bahkan dunia.
      Peran pemuda dalam proses perkembangan suatu bangsa memiliki peranan yang begitu penting, seperti dilansir dalam situs web Kompasiana.com dijelaskan bahwa terdapat 4 peran pemuda dalam pembangunan bangsa. Yaitu Agen Perubahan, Agen Pembangunan, Agen Pembaharuan, dan Agen Pendidikan.
Namun tidak dapat kita pungkiri juga bahwa dalam mendapatkan kesuksesan pembangunan selalu saja ada faktor penghambat dalam prosesnya. Mayoritas permasalahan yang dialami oleh pemuda di Indonesia sendiri akibat dari broken home atau permasalahan keluarga.
Hasil gambar untuk broken home
Broken home adalah kondisi ketika sebuah keluarga mengalami keretakan dan ujungnya berpisah. Keretakkan ini bisa disebabkan karena pertengkaran, KDRT, hingga perceraian. Tak hanya berdampak pada orangtua saja, broken home juga dapat memengaruhi anak-anak.
Para peneliti dari University of New Hampshire Cooperative Extension menjelaskan bahwa efek dari keluarga yang tidak harmonis pada anak berbeda-beda. Hal ini tergantung pada usia seorang anak ketika orangtua bercerai, kepribadian anak, dan hubungan di dalam keluarga.
Ketidakharmonisan dalam keluarga ini membuat anak mengalami stres berkepanjangan, biasanya anak-anak usia tanggung melakukan pelarian kearah coba-coba, dan pada akhirnya mereka terjerumus pada pergaulan bebas, dimana pergaulan bebas ini memperkenalkan para remaja dengan narkoba, miras dan seks bebas
Kemampuan remaja khususnya  dalam menilai orang lain,sangat berpengaruh terhadap hubungan mereka selanjutnya. Melalui interpersonal attraction atau lebih dikenal dengan daya tarik interpersonal meliputi berbagai aspek dalam kehidupan individu yaitu afektif,kognitif dan tingkah laku. Kognitif yaitu keseluruhan ide dan pemikiran mengenai seseorang atau suatu objek. Afektif merupakan kecenderungan untuk menilai sikap seseorang atau sesuatu secara positif maupun negatif. Sikap positif dan negatif inilah yang menjadi pendorong seseorang dalam bersosialisasi.
Namun karena adanya permasalahan tadi remaja menjadi sulit berinteraksi sosial secara nyata, belum lagi perkembangan teknologi yang begitu mengedepankan internet dan gadget membuat remaja khususnya di Garut menjadi apatis. Dimana apatis adalah suatu sikap acuh tak acuh pada seseorang dalam menanggapi lingkungan sekitarnya, emosional dan kehidupan fisik.
Hasil gambar untuk study class
Hal ini tidaklah sesuai dengan konsep pendidikan dalam Kurikulum 2013 yang mengedepankan student centered learning dan cooperative learning. Student Centered Learning adalah konsep pembelajaran yang mengharapkan peserta didik menjadi peserta aktif dan mandiri dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya, membangun serta mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhan serta sumber-sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu peserta didik dapat memilih sendiri apa yang akan dipelajarinya. Sedangkan Cooperative Learning adalah salah satu cara mengajar dengan jalan melatih siswa menghadapi masalah. Peserta didik dilatih memecahkan masalahnya, baik secara sendiri maupun bersama-sama. Langkah yang digunakan, biasanya dengan cara mengerahkan segala kemampuan yang dimiliki peserta didik dalam bentuk pikiran, kemauan, perasaan serta semangat untuk mengetahui pemecahannya sampai pada suatu kesimpulan yang diharapkan.
Hal ini tentu saja tidak akan berjalan mulus ketika remaja bersikap apatis, perlu adanya kesadaran yang tinggi dari remaja dalam menyikapi berbagai hal, entah itu kemajuan teknologi, permasalahan hidup dll.


Permasalahan-permasalahan itu, seharusnya diselesaikan dengan pemikiran positif, karena pada dasarnya kita adalah apa yang kita pikirkan. Ketika kita berfikiran positif mengenai suatu masalah yang sedang dihadapi, kita pasti dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dengan kepala dingin dan dengan bantuan orang yang lebih tua.
Memang pada mulanya kita akan menghadapi banyak kegagalan, namun bukankankah orang sukses adalah orang yang terus mau belajar dari kegagalan yang dialaminya? Karena segala sesuatu itu butuh proses yang panjang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dalam menyikapi permasalahan yang kompleks di kehidupan sehari-hari tentu saja kita memerlukan sosok yang bisa menjadi penyemangat dalam setiap langkah. Motivator terbaik di dunia ini, sesungguhnya  bukanlah orang yang selalu tampil di televisi dan mendapatkan pujian dari para penonton. Motivator terbaik untuk diri kita adalah diri kita sendiri.
Karena kita adalah orang yang paling tahu tentang kelebihan dan kekurangan diri kita Apa yang bagi orang lain baik dan bermanfaat untuk dikerjakan, belum tentu diterapkan juga akan berguna bagi diri sendiri. Karena masing-masing orang adalah perancang bagi nasib dirinya sendiri. Oleh karena itu, jangan pernah percayakan nasib kita ditangan orang lain, betapapun hebat retorikanya. Jadilah motivator bagi diri sendiri.
Hasil gambar untuk pemenang
Dalam menjadi sosok terbaik bagi diri sendiri tentu saja kita memerlukan ilmu didalamnya, pendidikan karakter merupakan modal utama dalam hal menjadikan diri kita sebagai subjek serta objek rancangan kehidupan Attitude yang baik pun menjadikan kita sebagai role model bagi keluarga, sahabat dan masyarakat. Selanjutnya ilmu pendidikan yang memumpuni membuat kita bisa membedakan hal positif dan negatif sehingga kita tidak salah jalan dalam melangkah. Tidak semua orang memiliki bakat yanag serupa, maka ketika kita memiliki suatu hobi, ketertarikan asah itu sebaik mungkin untuk mengembangkan daya tarik kita dilingkungan masyarakat. Karena pada mulanya masyarakat tidak akan mencari tahu latar belakang kehidupan kita, masyarakat akan tertarik pada kita ketika kita memiliki bakat yang bermanfaat. Ketika kita memiliki daya tarik yang positif, hal inilah yang akan mempermudah kita dalam bersosialisasi di lingkungan masyarakat.
Perbedaan di tengah perubahan tidaklah akan selalu dipandang buruk, ketika kita dapat membuktikan bahwa perbedaan yang kita berikan adalah suatu inovasi yang dapat diterima oleh setiap orang. Berikan kepercayaan kepada diri sendiri bahwa kita dapat berubah menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya, untuk membangun Garut menjadi kota berprestasi dan perbedaan yang kita miliki adalah suatu tameng dalam menghadapi arus hegemoni modernisasi agar kita tidak terbuai di dalamnya.



Daftar Bacaan



Komentar