Aku menyesal karena dulu lebih memilih ikut OSIS dan tidak bergaul dengan teman sekelas. Kalau aku bergaul dengan teman sekelas dan banyak main masa SMKku akan bagaimana ya? apakah akan seperti di novel-novel remaja yang kubaca?
Aku menyesal karena berusaha untuk terus terlihat baik didepan guru, sampai teman-teman di kelas jengah melihat tingkahku karena dekat dengan para guru. Kalau aku tidak aktif di kelas, dan menjadi murid introvert yang hanya sekolah-belajar-pulang apa yang akan terjadi ya?
Tapi kenapa baru sekarang rasa penyesalan ini muncul? dan kenapa juga aku harus menyesal?
Aku menceritakan ini pada temanku, "Aku kenapasih dulu cinta banget sama OSIS? sampe jarang diem dikelas dan bareng kalian?", jawaban temanku adalah, "Baru sadar? ngejar apasih dulu?"
Tidak, aku sadar kok itu bukan jawab. Itu sebuah ejekan. Tapi kenapa aku merasa diejek?
Akhir-akhir ini banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang muncul dikepalaku tentang apa yang sudah terjadi di masa-masa sekolah.Tentang;
Kenapa sih aku harus putus sama dia? padahal dia baik loh dulu.
Kenapa sih aku harus pacaran sama dia padahal orang-orang udah bilang jangan?
Kenapa sih dulu aku sangat haus validasi?
Kenapa sih aku harus menjadikan orang lain sebagai standar keberhasilan?
Hal-hal ini membuat aku terus menutup diri dari orang-orang lama. Alasan terbesarnya adalah karena aku merasa bukan diriku yang lama yang mereka kenal. Aku sudah cukup banyak berubah dan merasa enggan untuk bertatap muka lagi dengan mereka. Aku menghindari hinaan, pertanyaan. Yang mungkin akan terlontaar dari mulut mereka, Baik disengaja atau tidak dan membuatku terluka.
Sebesar aku merindukan diriku yang lama, sebesar itu juga aku ingin kembali kemasa dimana semuanya menyenangkan. Berada di Sekolah sampai sore untuk sekedar diam di ruang osis, ngobrol dengan guru, belajar tentang cara mengurus blog, membicarakn pelajaran yang tidak dipahami.
Kenapa juga aku harus menyesalinya?
Mengikuti OSIS membuatku belajar banyak hal tentang managemen data waktu. Dari OSIS juga aku bisa mengikuti kegiatan diluar sekolah. Dari OSIS juga aku banyak mengeluarkan bakat kreativitasku.
Lalu darimana datangnya penyesalan ini?
Setelah kupikirkan, dan kupahami tentang apa yang aku alami selama beberapa tahun ini. Aku menyimpulkan muncul rasa tidak puas dari diriku. Jadi aku mencari-cari alasan untuk membenci segala hal baik yang telah aku lakukan selama 3 tahun di sekolah. Dan mempertanyakan segala hal yang kulakukan pada saat itu padahal saat itu aku melaksanakannya dengan bahagia.
Rasa tidak puas ini muncul dari rasa iri dan rendah diri melihat teman-teman lain terlihat lebih baik dari diri sendiri. Padahal jika ditarik jauh ke titik mulai, aku dan teman-temanku bahkan mulai dari titik yang berbeda, tanpa tahu proses apa yang mereka jalani. Aku merasa rendah dengan hasil yang mereka perlihatkan. Lucu juga kalau dipikirkan.
Kenapa aku harus seperti itu?
Seperti sebuah pepatah lama. Tidak semua bunga mekar bersamaan. Kenapa aku harus merasa rendah diri karena mereka mekar duluan? Padahal aku sendiri tahu kalau aku masih berproses. Aku saksi tunggal segala proses yang sedang dijalani. Kenappa harus merasa iri karena orang lain? Toh garis finish aku dan mereka saja berbeda. Apa yang sebenarnya aku cemburui?
Aku simpulakn ini efek dri QUARTER LIFE CRISIS.
Krisis di era ini sangat membunuh jiwa, mental yang udah kubentuk dengan baik di masa lalu. Menjadi pertanyaan kenapa harus begitu?
Aku tidak yakin betul apakah teman-temanku yang lain mengalaminya atau tidak, dan entah bagaimana mereka melepakan diri dari krisis ini.
Namun yang aku lakukan saat ini adalah fokus melakukan apa yang aku sukai, menerima diri, memperbaiki diri, mengembangkan diri, membaca buku self improvement.
Setidaknya dengan melakukan banyak hal aku tidak hanya meratapi krisis ini dan mencari-cari hal untuk disalahkan. Biarkan yang sudah terjadi berlalu. Fokus di hari ini untuk mempersiapkan hari esok. Setidaknya itu yang aku terapkan pada diriku belakangan ini.
Kalau kalian? Apakah kalian juga mengalami quarter life crisis? Bagaimana cara kalian mengatasinya? Akan senang jika bisa berbagi cerita tentang ini.
Terakhir, untuk semua pembaca yang sedang berjuang tentang apapun itu. Terimakasih sudah bertahan sampai di titik ini. Semangat untuk menghadapi masa mendatang.
Ditulisnya ini semua adalah menjadi sebuah bukti bahwa aku sudh di titik penerimaan, akan semua yang telah terjadi, kuharap kalian juga bisa segera berada dititik ini.💌
warm hug🫂
Komentar
Posting Komentar